Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) saat berorasi di depan Gedung Sate Bandung, Kamis (1/5/2014). Foto: Adi Permana/Suaka
SUAKAONLINE.COM, BANDUNG – Selain buruh
yang melakukan aksi demonstrasi di Gedung Sate Bandung, puluhan
mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) juga
melakukan aksi sama. Tapi bukan dalam rangka memperingati Hari Buruh,
AMP berdemo menuntut kebebasan dan hak bagi rakyat Papua Barat.
Bagi AMP, 1 Mei 2014 bertepatan dengan
51 tahun dimasukannya Papua secara paksa (aneksasi) ke dalam NKRI.
“Sampai saat ini watak kolonialisme Indonesia masih ditunjukan. Berbagai
peristiwa kejahatan terhadap kemanusiaan terus terjadi, mereka
(masyarakat Papua), dibudaki, diperkosa, ditembak dan dibunuh,” ujar
Wenas Kobogau, koordinator aksi dalam orasinya, Kamis (1/5/2014).
Menurut Wenas, eksploitasi yang
dilakukan pemerintah tidak memberi dampak positif bagi warga Papua. Yang
terjadi, masyarakat hanya dijadikan korban kekerasan. Dengan alasan
itu, ia bersama AMP ingin membebaskan Papua Barat dari Indonesia. “Kami
menuntut dihentikannya aktivitas eksploitasi oleh perusahaan-perusahaan
di sana,” katanya.
Sementara dalam press release-nya, AMP menyampaikan lima tuntutan lain, yakni;
1. Berikan kebebasansan hak untuk menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi rakyat Papua.
2. Menutup dan menghentikan aktifitas eksploitasi semua perusahaan milik negara-negara imperialis.
3. Menarik militer Indonesia, organik
dan non organik dari seluruh tanah Papua untuk menghentikan segala
bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan oleh negara Indonesia terhadap
rakyat Papua.
4. AMP mengucapkan selamat dan dukungan
kepala diplomat Free West Papua Campign (FWPC) yang telah membuka
kantor baru di Australia.
5. Dan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat Australia yang telah mendukung FWPC.
Reporter : Wisma Putra/Suaka
Redaktur : Adi Permana
ADS HERE !!!