http://www.liniberita.com/2013/11/sisi-lain-dari-situs-cagar-budaya-rumah-adat-cikondang/#.U2Eq0HbiJ5E
LINIBERITA – Ketika tiba bulan Muharam
tiba Warga yang tinggal di Situs Cagar Budaya Rumah Adat Cikondang
Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, melakukan Reumbuk Padi dan
mengolah berbagai macam makanan dari Padi Lulugu atau Padi Ketan untuk
perayaan Wuku Taun dari 1 Muharam sampai 24 Muharam.
Terucap dari Abah Ilin selaku Kordinator
Kampung Adat Cikondang “Ada dua belas rupa makanan ringan dan 7 rupa
rencang sangu (lauk makanan) yang dibungkus dengan menggunakan Daun
Pisang atau Konca yang disajikan ketika datang perayaaan Wuku Taun “
ucapnya Sbatu (23/11). Duabelas rupa warna makanan mempunyai Filosofi
setahun ada duabelas bulan, dan tujuh rupa makanan yang mempunyai
artibahwa seminggu itu ada tujuh hari.
Bentuk Rumah Adat Cikondang sangat
minimalis dan mengandung banyak arti, memiliki 1 Pintu yang mempunyai
Filosofis percaya hanya kepada allah SWT, 5 Jendela yang mengingatkan
rukun Islam itu ada lima, dan 9 penyekat Jendela yang mempunyai sejarah
Islam di Indonesia disebarkan oleh Sembilan tokoh Islam atau disebut
dengan Wali Songo.
Jka kita masuk kedalam rumah Adat,
pastinya kita tidak akan menemui barang Pecah dan Elektronik karena
merupakan suatu pantrangan.
Abai Ilid mengatakan “Keunikan Kampung
Adat Cikondang masih banyak selain pantrangan ada empat pesan kebudayaan
yang ditinggalkan dari leluhur kampung Adat Cikondang yang berlaku pada
abad ke-19”, diantaranya :
- Atap Rumah tidak menggunakan Genteng, yang berarti jangan lupa pada
asalmuasal manusia yang berasal dari tanah. Jadi kita di ibaratkan
tinggal disuatu ruangan yang beratapkan tanah.
- Tidak Boleh Naik haji, karena waktu dulu biaya untuk naik haji membutuhkan biaya banyak.
- Tidak boleh menjadi orang kaya, karna takutnya menjadi orang yang serakah dan tidak bersyukur kepada Tuhan.
- Tidak boleh menjadi Pejabat atau pegawai Pemerintahan, yang artinya
diabad ke-19 tersebut kekuasaaan masih ditangan Belanda, yang dimana
pribumi tidak boleh menjadi antek-antek Belanda.
Nilai Nasionalisme Masyarakat Kampung
Cikondang sangat tinggi, dibuktikan dari pakian Adat Baju koko putih
yang melambangkan air yang bersih, celana hitam yang berarti tanah dari
tanah dan akan kembali ke tanah, juga Iket kepala yang mempunyai arti
“Sabengket, Saiket” yang berati kita sebagai warga Negara Kesatuan
Republik Indonesia harus bersatu. Pungkasnya Sabtu (23/11).
(Wisma/Bandung)
ADS HERE !!!