Pradi
menempuh pendidikan di Tk Bhayangkari Cicalengka pada tahun 1997, lalu
melanjutkan sekolah dasarnya di SDN VIII Cicalengka tahun 1997-2003 Pradi
merupakan murid aktif dan kreatif dikelasnya, dan melanjutkan studinya di SMPN
VIII Cicalengka ditahun 2003-2006, setelah lulus Sekolah Menengah Pertama
Pradi melanjutkan studinya di SMAN
26 Bandung ditahun 2006-2009, setelah lulus SMA Pradi melanjutkan
studinya ke jengjang yang lebih tinggi di Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA)
YAPARI ABA Bandungdi tahun 2009-2010, karna faktor finansial dan Hedonisme yang
terjadi diuniversitasnya studynya menjadi berantakan dan hanya bertahan
satu tahun di STBA Bandung, ditahun 2010 Pradi melabuhkan Studinya di UIN
SGD Bandung Jurusan Madzhab dan Hukum sampai sekarang.
Pradi kecil
tumbuh dewasa dengan sendirinya, banyak pengalaman yang Pradi rasakan dalam
kehidupan seperti ditertawakan, dicacimaki teman-temannya dan Pernah
ditampar oleh guru SD gara-gara menanyakan “mengapa Gurunya datang terlambat
kekelas”, perna meminta ijin ke Ibunya pamit berangkat ke Palestina untuk
berjihad. denagan sifat kritis dan sifat penasarannya terhadap berbagai hal ,
dengan percaya dirinya Pradi pernah tidak membayarkan uang semesteran di STBA
demi masuk ke UIN SGD.
Seperti
yang dikatakannya “Aku bercita-cita yang sangat mulia, biarkan mereka mencerca
dan mentertawakan, aku akan tetap berjalan dan mentertawakan mereka kembali”.
Semenjak perpindahannya ke UIN SGD sebelum itu Pradi pernah bekerja menjadi
berbagai profesi dari i penjaga toko, penjaga warnet, menjadi kurir, menjadi
weiters direstoran Jepang, pedagang tas, pedagang makanan olahan, dan akutan
diperusahaan milik keluarga.” Hidup ini harus dijalani apa adanya. Kerja keras
dan tekun memang harus, namun tidak boleh ngoyo. Nggak usah target-targetan,
toh hasil itu sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.”kata-kata yang dikatakannya.
Awal
perkuliahan di UIN SGD Bandung Pradi mendapatkan warna baru dalam kehidupannya,
Pradi lebih nyaman berkuliah di UIN SGD krena kulturnya berbeda dan berbanding
180o dengan STBA yang kehidupan mahasiswanya hegonis
dan penuh kegelamoran.
Ditahun 2012
lalu kehidupan Pradi sedikit berantakan karna Ibu dan Ayah bercerai, saat ini
Ayah sudah menikah lagi dan tinggal bersama istri barunya di Palu Sulawesi
Tenggara dengan membawa adiknya Duthre Gigih Belatama Asia dan Asyara
Nura Asia, sedangkan Ibunya tinggal dengan Kaka kandungnya Dzansheir
Rojides Asia di Bandung. Dan sejak itu Pradi tinggal ngekos sendiri di Jalan
Manisi Kecamatan Cibiru.
Semenjak
kejadian itu Pradi pernah mengalami penurunan nilai yang sangat derastis karna
banyak pikiran dan kuliahnyapun berantakan sampai-sampai tidak pernaah
konsentrasi. Namun Dengan tekad dan kedewasannya Pradi bisa melewati semua
cobaan tersebut, semenjak itu kehidupannya kembali dan mengiklaskan semua
yang terjadi.
Kecintaannya
kepada Presiden Soekarno dan Fanatismenya terhadap sang-Ploklamato
samapai-sampai terbawa dalam kehidupannya, Pradi mengatakan “saya suka
pada Soekarno dengan caranya berpidato, yang sama persis seperti Hitler mengapa
begitu ?? ketika saya mendengar rekaman suaranya hati ini terasa sangat
bergetar penuh dengan semangat dan ambisius, untuk revolusi” karna kecintaannya
Pradipun sering mengatakan “Soekarno adalah satu-satunya, keduanya adalah
saya, dan saya akan melanjutkan pembangunan karakter bangsa yang tertunda”.
Karna kepanatikan terhadap Soekarno pemikiran-pemikiran Soekarnopun tumbuh dan
berkembang dalam dirinya, Ia berkata “jika Soe Hok Gie masih hidup aku
ingin berdebat dengannya” .
Diusianya
yang sangat muda diumur 20 tahun kepedulian terhadap keadan social dan
keprihatinan terhadap pendidikan zaman sekarang , ia telah mendirikan suatu
Komunitas Mahasiswa yang bergerak dalam bidang pendidikan social bagi anak-anak
dan dinamakan Rumah Kita. Lahirnya kominitas ini sebagai kepedulian
terhadap insan manusia sesuai dengan amanat UUD 1945”turut serta
dalammencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara”. Dengan modal tekad dan
kepercayaan diri ia berhasil mendirikan Rumah Kita, tanpa memakai modal atau
uang untuk mendirikannya hanya bermodalkan keberanian dan keyakinan, Pradi bisa
menjadikan administrasi bukan sebagai halangan.
Pradi
mengatakan “Awal ide saya mendirikan Rumah Kita, ketika saya sedang makan
dirumahmakan yang ada dipinggir Jln. AH Nasution banyak anak kecil yang
berkeliaran dimalam hari untuk mencari sesuap nasi dan meminta-minta tanpa
memikirkan pendidikan dan hanya memikirkan sekarang dan besok harus
makan. Sejak itu 1 minggu dari kejadian saya mulai mengevaluasi diri sendiri
sebagai mahasiswa yang peduli terhadap keadaan Sosial Negara ini. Kalau Mengaca
lagi kepada Birokrat-birokrat bangsa ini, ternyata pemerintah itu harus
bekerjasama lagi dengan masyarakat.
Keberhasilan
dalam mendirikan suatu Komunitas Rumah Kita Pradi mengatakan “keberhasilan ini
bukan semata-mata usaha sendiri akan tetapi masih ada Allah Swt dan teman-teman
Mahasiswa yang rela untuk menjadi relawan Rumah Kita” dan tujuan saya dan
teman-teman mendirikan rumah kita untuk mendidik agar mengetahui dan mengerti
batasan-batasan dalam hal yang baik, juga mendidik mereka supaya mereka berani
dan cerdas supaya belajar keritis.
Selain
menjadi Pendiri dan menjabat sebagai pimpinan Umum di Rumah Kita, Pradi
juga menjabat sebagai Litbang di LPM SUAKA UIN SGD Bandung yang telah menjabat
selama 1,5 tahun.
Pradi dimata
teman-temannya adalah tipe Orang yang sangat ambisius, dan jika dia
mempunyai gagasan baru harus tercapai meskipun bertentangan dengan pemikiran
orang lain.
Seperti yang
dikatakan Norman salah satu sahabat karib dan teman seperjuangan Pradi
mengatakan “Kehidupannya atas dasar keyakinan, konsep hidupnya lain dari yang
lain. Lebih banyak menconba sesuatu hal yang beda dengan yang lain, dan tidak
takut dengan kegagalan meskipun jauh dari keberhasilan”.
Pradi
mengatakan “kampus UIN seperti ITB tahun 1965, mahasiswanya aktif dan penuh
kegiatan diorganisasi UKM/komunitaslainnya. Kampuus yang penuh Korup yang
kedepannya akan menjadi lebih baik” dan itulah alasan mengapa Pradi lebih
memilih berkuliah di UINSGD. Sebagai Civitas Kampus UIN SGD
Bandung Pradi berharap agar Birokrat-birokrat UIN SGD Bandung bisa Mempermudah
bagi mahasiswa untuk mendapatkan akses dan pendidikan yang menunjang
perkuliahan baik sarana maupun prasarana, khususnya dalam pelaksanaan
TRIDARMA Perguruan Tinggi.
Visi
dan Misi hidupnya adlah mengenal tuhan dan mejalani segala suratan takdir yang
telah tertulis dihaul mahfud. Panshaiskpradi Asia telah
membuktikan bahwa kemajuan datang dari diri sendiri dan bukan atas paksaan
orang lain dan ia menjadikanah cercaan,hinaan dan tertawaan sebagai
motivasi hidup umyuk lebih maju. Kepedulian social dan keinginan untuk
mengikuti jejak sang Ploklamator menjadi motto hidupnya sebagai pemimpin . ia
berkata “kita semua sama cerdasya, hanya saja aku lebih berani dan maju dua
langkah” dan juga ia berpesan bahwa “perubahan itu bersifat eksperimental”dan
tidak secepat yang dibayangkan.