Wayang
Tavip merupakan hasil disertasi tugas akhir S2 M. Tavip S. Sn M. Sn di ISI
Surakarta, dosen jurusan Teater STISI Bandung ini telah mengenal dunia
pewayangan dari tahun 1993. Memiliki cara memainkan yang hampir menyerupai
wayang kulit, tapi bentuk kesenian yang awalnya diberi nama Gambar Motekar ini
mendapat sentuhan teknologi dan menggunakan pencahayaan layaknya pada pembuatan
film. Sebagai contoh perbedaan lain, jika wayang kulit hanya tampak berwarna
ketika di depan layar maka Wayang Tavip tampil berwarna di balik layar.
Di
atas panggung dengan layar putih kosong melompong, dalang Mohamad Tavip
memainkan lakonnya. Uniknya tak ada panggung megah, gamelan lengkap dengan alat
music Jawa lainnya dan dalang berpakaian adat. Di sana hanya ada layar putih,
wayang berbahan plastik dan tiga orang dalang di belakang panggung dengan
lantunan music yang telah jadi.
Itulah
selintas gambaran dari wayang Tavip buatan dosen teater Sekolah Tinggi Seni
Rupa Indonesia (STSI) Bandung Mohamad Tavip. "Wayang Tavip merupakan
wayang kontemporer yang sedikit luar pakem dari tradisional," ujarnya.
Nama
Tavip yang diberikan pada wayangnya berasal dari namanya sendiri yang dinamai
oleh ayahnya. Tavip sendiri berarti “vivere pericoloso” adalah sebuah ungkapan
dalam bahasa Itali yang artinya “hidup secara berbahaya”.
Mohamad
Tavip lahir tahun 1964, pada saat itu di tahun tersebut bung karno menamakan
tahu tersebut sebagai Tahun Vivere Pericoloso yang disingkat menjadi (TAVIP).
Kira-kira setahun sebelum terjadi peristiwa G30SPKI.
Wayang
ini diciptakan pada tahun 2008 yang dimana awalnya hanya untuk dijadikan
sebagai tugas akhir disertasi S2-nya, namun karena kegigihannya Mohamad Tavip akhirnya
bersama anggota wayangnya berkeliling mempromosikan ke berbagai daerah dan
pentas. Entah di Bandung, Jakarta, Yogyakarta dan daerah Jawa lainnya.
Banyak
cobaan dan liku dalam penciptaannya. Mohamad Taviv memaparkan, Dulu tuh
teman-temannya di ISI Surakarta yang ingin lulus S2 harus mempunyai uang 50-100
juta untuk memeuhi tugas akhir tersebut untuk beli berbagai macam peralatan,
membayar akomondasi dan dosen pembimbing, atas kreativitasnya dia bisa
menghemat pengeluaran. “Dengan uang 60 juta tugas saya selesai, itu tuh plus
membayar hotel dosen pebimbing,” katanya.
Sampai
pada tahun 2010 Mohamad Tavip mulai mempromosikan tugas akhirnya tersebut
dipanggung yang ada disamping rumahnya di daerah Cangkring, Perumahan Delima
Endah, Jalan TPA, Kecmatan Baleendah Kabupaten Bandung. "Wayang Tavip mulai
booming itu pas pementasan Teater Koma yang Sie Jin Kwie. Dari situ banyak
orang mulai bicarakan wayang yang terbuat dari limbah plastik," katanya.
Mohamad
Tavip mengatakan, “Wayang ini saya ciptakan bukan hanya sebagai tugas akhir
saja, tapi sebagai kreasi seni yang mampu dikenal dan bermanfaat bagi
masyarakat banyak,’ ungkapnya.
Biasanya,
cerita yang dimainkan dalam wayang kulit, golek, atau wayang orang itu
mengambil kisah dalam Ramayana atau Mahabharata. Tokoh yang dimainkan setiap
dalang pun sesuai dengan kedua kisah epik tersebut. Namun, wayang yang
diciptakan Muhammad Tavip ini tidak memainkan lakon-lakon tersebut. Cerita yang
disuuguhkan kepada penonton itu berdasarkan kekinian dengan peristiwa yang
terjadi di tengah masyarakat.
"Memang,
cerita yang dimainkan dalam wayang ini berubah-ubah seperti dongeng. Dan itu
tak lepas dari saya menciptakan wayang ini untuk memberi rangsangan ke
anak-anak muda untuk lebih mencintai seni tradisi wayang," katanya.
Wayang
yang dibuat dua dimensi ini lebih berwarna. Setiap tokoh yang dibuat itu dengan
warna-warni berani. Penggunaan warna itu pun nantinya akan memberikan efek saat
tata lampu bercahaya menyinari wayang yang digelar. Sinta Oubong, Si Pitung,
Jacky dan Jeni dan Sie Jin Kwie nama-nama cerita yang dibawakan.
Selain
cerita yang diciptakan dari inspirasi sendiri, cerita dalam pertunjukan Wayang
Tavip bisa diambil dari beberapa novel. “Ya, jadi ketika kita meluncurkan novel
baru sedikit gambaran ceritanya bisa diberikan kepada saya nantinya disampaikan
dalam pementasan,” katanya.
“Banyak
orang yang sangat antusias dengan wayang ini, apalagi ketika pementasan pasti
penontonnyaa banyak, yang uniknya lagi penontonya tuh kebanyakan anak muda,”
ungkapnya.
Wayang Ramah Lingkungan
Jika
disebut higienis, memang sangat higienis dalam pembuatannya. Proses pembuatan
Wayang Tavip hanya diperlukan waktu dua hari dan bahan-bahannyaa pun
memanfaatkan limbah rumah tangga seperti botol aqua, bungkus kue dan plastic
atau bungkus-bungkus makanan yang transparan.
“Dulu
tuh saya setelah pulang ngajar di STSI, saya membeli botol-botol aqua dari
pemulung sebagai bahan Wayang Tavip,” katanya.
Sementara
itu untuk pementasannya menggunakan alat-alat sederhana, sediakan tempat
berukuran 2x3m untu panggung, bentangan kain putih dan sorotan lampu halogen
sudah bisa melakukan pementasan. selain itu untuk alunan music kita hanya
menggunakan music yang telah jadi dalam bentuk cd. “Ya, bisa mulai dari intro
atau reff itu gimana selera kita
Dari
Wayang Tavip, Mohamad Tavip bisa berkeliling dunia, Germany, Yunani, Spanyol,
Vietnam, Korea dan terakhir pada 2013 lalu ke Taiwan.
Dalam
pementasan pesan yang disampaikan Wayang Tavip bisa dijadikan inspirasi bagi
anak cucu. “Pesan moral dan sosial banyak kami indahkan dalam pementasan,’
katanya. Mohamad Tavip berharap, Wayang ciptaannya bisa menjadi jendela untuk
anak muda dalam berkreasi. Wisma Putra