LINIBERITA – Sebelum acara Sekaten
mengawali Maulid Nabi Muhammad SAW, Kraton Yogyakarta membunyikan dua
buah gamelan pusaka yakni Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogo
Wilogo. Dibunyikan dua buah gamelan tersebut merupakan tradisi dan cara
para Walisongo terutama Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam di
tanah Jawa.
Saat ini, gamelan tersebut ditempatkan
di Bangsal Pagongan di depan halaman Masjid Besar Kauman. Dua buah
gamelan itu selama satu minggu, setiap hari mulai pagi hingga malam hari
ditabuh oleh para abdi dalem.
Pada saat gamelan keluar dikenal dengan
sebuatan Miyos Gangsa, yakni pertanda keluarnya kedua buah gamelan dari
Kraton Yogyakarta menuju Masjid Besar Kauman. Sebelum Miyos
Gangsa, dilakukan prosesi Nyebar Udhik-udhik atau uang logam recehan,
beras kuning dan bunga setaman oleh utusan Sri Sultan Hamengku Buwono X
di Bangsal Ponconiti Kraton dan di Bangsal Pagongan.
Tradisi nyebar udhik-udhik sebagai
simbolisasi pemberian sedekah seorang raja kepada rakyatnya. Selasa
(14/1) hingga minggu gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogo Wilogo
dibunyikan secara bergantian.
Saat gamelan dibunyikan banyak warga
masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya untuk mendengarkannya. Kedua
gamelan akan berhenti atau beristirahat saat salat dhuhur, asar, maghrib
dan isya. Di sela-sela acara tersebut di Masjid Besar Kauman pada malam
hari juga digelar pengajian sebagai sarana syiar Islam.
Di sekitar halaman masjid Besar Kauman
saat ini juga banyak warga sekitar yang menjual nasi gurih lengkap
ingkung ayam dan lauk pauk serta daun sirih dan kinang. Tarto (35)
warga Sedayu Bantul mengatakan “Terdengar lantunan dari kedua gamelan
dibunyikan di kompleks masjid, masyarakat yang sengaja mendengarkan
alunan Gambelan tersebut,” selasa (14/1).
Dulu saat gamelan dibunyikan warga yang
mendengarkan langsung mengunyah sirih dan kinang sebagai pertanda ajaran
atau syiar Islam itu sudah masuk ke sanubari orang yang mendengarkan
serta dipercaya akan awet muda. ”Jika gamelan sudah ditabuh, saya dan
keluarga selalu datang ke masjid gede untuk mendengarkan. Kami datang
setiap siang hari sampai kondur gangsa atau gamelan masuk kembali ke
kraton,” tambahnya.
(Wisma/Bandung)
ADS HERE !!!