Pengakhiran Tahun 2014,
musibah terus terjadi di Indonesia. Dari mulai bencana alam hingga
bencana yang disebabkan ulah manusia terus menguji kesabaran warga
Indonesia. Longsor Bojonegoro, Banjir di Aceh, Bandung Selatan sampai
Pesawat Air Asia Indonesia yang beberapa waktu lalu hilang kontak saat
penerbangan dari Surabaya menuju Singapura menjadi potret musibah
penutupan akhir tahun.
Belasan orang tewas, puluhan orang
hilang, hingga ratusan orang luka-luka dalam musibah longsor di
Bojonegoro. Satu orang meninggal dalam musibah Banjir di Aceh. Ribuan
orang memenuhi pengungsian di tiga Kecamatan Kabupaten Bandung dalam
musibah banjir di Bandung Selatan dan 155 penumpang Air Asia
Indonesia hilang, yang terdiri atas 138 orang dewasa, 16 anak, dan 1
bayi, serta 2 pilot, 4 awak kabin, dan 1 teknisi.
Musibah ini
menjadi cabuk banyak orang, musibah longsor Bojonegoro, Banjir Aceh dan
Pesawar Air Asia Indonesia yang hilang merupakan musibah yang tak dapat
diprediksi. Beda lagi dengan bencana banjir yang terjadi di Bandung
Selatan, musibah tersebut terprediksi. Curah hujan besar, Citarum meluap
pasti saja terjadi banjir di Bandung selatan.
Banjir
menggenangi tiga kecamatan diantaranya, Kecamatan Bojong Soang,
Beleendah dan Dayeuh Kolot. Banyak warga yang terisolasi dan harus
mengungsi karena kondoisi rumah yang mereka huni tergenangi oleh luapan
air Sungai Citarum dengan ketinggian air rata-rata 2,5 meter.
Bencana Banjir di Bandung Selatan mejadi banyak perhatian, Donatur
luarnegeri, media-media di Indonesia, Intansi pemerintahan turut
memberikan sumbangan berbagai kebutuhan dari mulai sembako hingga
pakaian yang dibutuhkan para korban banjir.
Musibah banjir ini
juga menjadi perhatian banyak orang, Gubernur, Menag, hingga Bupati
Purwakarta, Dedi Mulyadi meninjau lokasi dan memberikan bantuan kepada
korban banjir.
Duka Indonesia di penguhujung tahun. Menjadi
renungan, sesungguhnya musibah dan bencana kembali kepada manusia,
mungkin kita telah lalai dalam menjalankan tugas sebagai mahluk tuhan
yang diberi amanah dalm menjaga bumi tercinta ini.
Seperti Quotes
yang dikatakan Dedi Mulyadi "Panjang tong diteukteuk, pondok tong
disambung" (panjang jangan digunting, pendek jangan disambung".
Quotes tersebut memiliki arti, jagalah bumi kita. Biarkan pohon tumbuh
di hutan dan jangan ditebang, jagalah kebersihan demi kesehatan dengan
tidak membuang sampah sembarangan. Jagalah Sungai Citarum, jagalah
kebersihannya.
Tak ada Relevansi
Pemerintah sekuat
tenangga melaksanakan pembangunan di Indonesia. Baik pembangunan
infrastuktur nasional, provinsi hingga daerah. Hal tersebut silakukan
demi memajukan perekonomian warganya.
Kenerlangsungan tersebut
selalu berbanding terbalik jika bumi ini marah, Bencana longsor, Banjir,
Angin Puting Beliung merupakan musibah yang sering terjadi di
Indonesia.
Berbicara relevansi, pemerintah terus melaksanakan
pembangunan demi memajukan warganya, akan tetapi saat bencana terjadi
masyarakat selalu menyalahkan pemerintah.
Padahal bencana
tersebut seyoginya terjadi karena perbuatan manusia yang tak bertanggung
jawab, Pemerintah terus melakukan pengerukan sungai. Tapi,
masyarakatnya tidak bisa menjaga sungai.
Penggundulan hutan, membuang sampah ke sungai sampai terjadi pendangkalan sungai ketika musim hujan tiba banjir selalu terjadi.
Tak jarang, anggota DPRD, sampai Bupati/Wali Kota selalu disalahkan,
dalih pemimpin gagagal, padahal masyarakatnya ngeyel itulah kenyataan
yang terjadi saat ini.
Tidak hanya itu, musibah telah terjadi.
Masyarakat dihimbau untuk pindah ke pengungsian, tapi ada saja yang
ngeyel dan tak mengundahkan hibauan tersebut.
Petugas BPBD, hingga PMI yang melakukan evakuasi memeng bekerja sesuai tugasnya. Ada warga yang mendapatkan bantuan dan ada juga warga yang tak
mendapatkan bantuan. Mereka yang mendapatkan bantuan turut
nerterimakasih kepada pemerintah atas perhatiannya dan mereka yang tak
mendapatkan bantuan pasti menyalahkan pemerintah.
Bukan itu yang
terjadi, mereka yang dievakuasi telah tercatat. Wajar saja jika ada
warga yang tak mendapatkan bantuan karena memaksakan diri untuk tetap
tinggal dirumahnya.
Pertanyaan saya, bencana terjadi karena ulah
manusia, tapi mengapa pemerintah yang menjadi sasaran. Apalagi yang tak
dapat dimengerti masyarakat selalu menyalahkan pribadi pemerintahnya.
Menyalahkan Bupati, menyalahkan Wali Kota bahkan Presiden.
Pesan untuk Indonesia
Warga Indonesia yang baik, sungguh kau manusia yang berpendidikan tinggi. Dan mengerti masalah apa yang saat ini terjadi.
Permasalahan terjadi bencana alam! Mungkin kita tau rencana apa yang
harus pertama kita lakukan. Tidak membuang sampah kesungai dan menjaga
ekosistem hutan merupakan langkah awal dalam mengatasi bencana.
Terimakasih untuk yang membaca, ingat jangan salahkan mereka yang duduk
di kursi pemerintahan. Kita harus bersinergi dalam menjaga NKRI