Salah seorang pengunjung sedang melihat foto-foto yang dipamerkan. (Foto: WIsma Putra/Suaka)
SUAKAONLINE.COM — Menjadi pewarta foto tak lepas
dari berbagai polemik, biasanya sebelum reporter di suatu media di
turunkan, pewarta poto selalu menjadi tim di garis depan dalam perannya.
Tak jarang para pewarta foto diturunkan di medan perang danzona berbahaya seperti demontrasi masa.
Prima Mulia, Pewarta foto Tempo, yang mengisi Workshop di Aula Fidkom
mengatakan, “Seorang pewarta foto harus ada di garis depan sebelum
reporter, yang di mana hasil foto yang dipotretnya membawa pesan dan
informasi awal untuk masyarakat,” ujarnya, Kamis (20/3) siang.
Dalam pembicaraannya, Prima mendapatkan pertanyaan dari Restu
mahasiswa Jurnalistik UIN bandung yang menanyakan, “Jika dalam
demonstrasi ada orang yang membakar diri, mana dulu yang di
prioritaskan. Apakah memotret dahulu, atau menolong orang tersebut?”
ujarnya.
Menanggapi pertanyaan tersebut Prima mengatakan, selain harus ada di
garis depan, seorang pewarta foto harus mampu menempatkan diri.
Contohnya saja ketika mereka diturunkan dalam peliputan demonstrasi,
yang dimana dalam demonstrasi hal apapun dapat terjadi.
“Prioritaskan dahulu untuk menolong, jika sempat lalu lakukan pengambilan gambar,” ujarnya.
Selain itu, Prima mengatakan,bahwa seorang pewarta harus
mementingkan sefty demi menunjang suatu peliputan berita dalam
melancarkan segala peliputannya di lapangan.
“Kerja sama tim, masuk dalam sefty journalism, yang dimana teman atau patner liputan akan saling membantu dalam peliputan.”
“Tim atau patner, mempunyai fungsi yang di mana kita sebagai wartawan
baru dan belum menguasai medan, patner tersebut akan memberi informasi
tambahan dan membawa kita untuk menghapal medan,” ujarnya saat menutup
Workshop potografi, di acara Kaleidioskop Photo’s Speak.
Reporter : Wisma Putra/Suaka
Redaktur : Adi Permana
ADS HERE !!!